Rabu, 23 Juni 2021

Dari hati agar sampai ke hati

Bismillahirahmanirahim

Sebuah momen terekam lalu kan ku rangkai dalam kata, agar kita selalu sadar bahwa KELUARGA adalah tempat ternyaman bagaimanapun keadaannya

Kenalkan aku seorang anak perempuan yang hobinya nongkrong bersama teman temanku (pada saat itu), pada saat saya belum menyandang status sebagai "istri". Hari hariku diliputi kesibukan, kuliah sambil mengajar dan saya sangat menikmatinya.




    Dengan kesibukan yang ada, pulang ke rumah pun hampir tengah malam, karena harus lanjut buat bimbingan privat untuk siswa saya. dibalik saya menikmatinya, rasa lelah tak kalah hebatnya bahkan untuk sekedar berpapasan dengan orang di rumah pun sangat jarang.

Setelah beberapa waktu, di pertengahan kuliah magister saya.
Saya pun di lamar oleh teman, tak lama setelah itu saya menikah. 
Alhamdulillah
Waktunya mungkin sudah tiba. 
Peran baru dan status baru untuk saya. Bismillah

Beberapa bulan berlalu
Tak seatap lagi dengan orang tua
Kok heran yaa, setelah menikah rindu itu selalu hadir untuk beliau


 Padahal kalau mau diingat ingat kembali,
Rasanya baru kemarin saya selalu di telepon tanyakan keberadaan saya di manatanyakan soal makan saya sudah atau belum
Rutin kok teleponannya sampai saya sendiri yang kesal. Kok nelpon mulu sih!
Nah dari situlah saya sadar, bahwa 

Hal terpenting dari sebuah hubungan adalah menyambutnya dengan baik, karena pada hakikatnya kita tidak akan pernah benar benar tahu kapan rasa kehilangan itu hadir. Teruslah bersyukur bagaimanapun itu, terutama perihal keluarga

FAMILY WHERE LIFE BEGINS
AND LOVE NEVER ENDS


Dari situlah, saya yang selalu punya inisiatif untuk menghubungi mereka lebih dulu, walau sekedar tanyakan kabar mereka bagaimana di sana. 
Rasa rindu itu hanya perlu disalurkan baik melalui suara atau bertemu secara langsung. 

Itu yang selalu kulakukan ketika awal menikah, menepi juga memojok karena selain diderai rindu, pikiran menyeruak tak sebebas sebelum menikah, merasa sendiri padahal kutak menyadari ada seseorang yang selalu ada sebagai mengganti peran orang tua, melindungi juga mengayomi. Maka dari itu semakin kesini waktulah yang mengajarkan bahwa ada keluarga lain yang harus lebih diprioritaskan, makhluk itu bernama SUAMI. 

Berbicara mengenai suami, orang asing yang kini seatap dengan saya, orang asing yang kini menjadi teman berbagi cerita saya, yang sifatnya sudah kelihatan seiring berjalannya waktu, menciptakan suasana nyaman dengan caranya yang sederhana. Betapa tak disangkanya, perasaan itu semakin tumbuh menepis rasa rindu yang selama ini cukup menyiksa.

    Seolah tak pernah terjadi, perasaan itu makin matang tak lagi merasa sendiri karena ada suami yang bersedia selalu ada, bersedia mendengarkan. Sampai pada akhirnya saya positif hamil Alhamdulillah, akan ada keluarga baru lagi yang akan menemani, kita cukup menyambutnya dengan baik dan sabar

    Setelah 39 minggu penantian, akhirnya lahirlah anak kami, bertambah lengkaplah keluarga kecil kami berkat kehadirannya. Orang tua juga mertuaku tak ketinggalan mereka turut hadir jauh sebelum kelahiran cucunya. 

Tak sabar untuk melihat

Tak sabar untuk menimang

    Orang tuaku kini berstatus "kakek nenek" ungkapku saat melihat mereka menggendong bayi mungil itu di balik tirai kamar rumah sakit. Betapa bersyukurnya saya, karena Allah masih memberikan nikmat kesehatan untuk bapak ibu saya Alhamdulillah. Mereka terlihat sangat menikmati peran baru tersebut, senyum terpancar dari wajahnya dan saya pun seketika meneteskan air mata kebahagiaan terharu rasanya. Betapa beruntungnya dirimu anakku, engkau di kelilingi orang yang sayangnya begitu tulus hingga tak mampu kuungkapkan secara mendetail.

    Tulisan ini hanya gambaran besar, bahwa saya masih mengingat setiap rasa yang terukir dalam ingatan. Intinya kebahagiaan bisa milik siapa saja, termaksud saya sendiri, dan saat ini KELUARGA lah yang menjadi tempat pulang ternyaman di saat kita merasa tidak baik baik saja akibat dunia luar yang begitu menakutkan.

    Oleh sebab itu pulang menjadi tujuan karena di sanalah ada sosok yang bergelar Ayah, kapan pun siap menanti untuk memberi dekapan. Ada sosok anak yang menunggu untuk di beri perhatian dan kasih sayang, itulah rumah dalam keluarga Masya Allah Tabarakallah

Semoga kita semua bisa menjalankan dengan baik peran yang diamanahkan. Aamiin





Demikianlah sepenggal cerita yang tercurah dari hati agar sampai ke hati






Makassar, 23 Juni 2021

0 komentar:

Posting Komentar

.