Kamis, 30 Januari 2014

Doa

Jangan!
Jangan pernah percaya kepada mereka yang mengatakan bahwa doa itu adalah sebentuk ketidakberdayaan. Oleh sebab itu, tidak ada yang dapat mengubah ketidakberdayaan menjadi kekuatan baru, seperti yang dapat dilakukan oleh doa.


Ketika engkau terimpit dan terlilit oleh problematika kehidupan, sesungguhnya yang dapat membuatmu bertahan adalah HARAPANMU, dan sebaliknya yang akan membuatmu kalah bahkan mematikan daya dan energi hidupmu adalah saat di mana engkau KEHILANGAN HARAPAN

Maka, ketika engkau berdoa kepada Allah swt, sesungguhnya engkau sedang mendekati sumber dari semua kekuatan, dan apa yang segera terbangun dalam jiwamu adalah harapan. 

Harapan itulah yang kelak akan membangunkan kemauan yang tertidur dalam dirimu. Jika kemauan menguat menjadi tekad, itulah saatnya engkau melihat gelombang tenaga jiwa yang dahsyat. 

Gelombang yang akan memberimu daya dan energi kehidupan serta menggerakkan segenap ragamu untuk bertindak. Dan, apa yang engkau butuhkan saat ini hanyalah : mempertemukan kehendakmu dengan kehendak tuhanmu (re: Allah) melalui doa dan tawakal~

Senin, 20 Januari 2014

Rindu

Ku tak berani mengabarimu
Walau ku tau ini rindu


Malam ini sunyi senyap
Ku terbangun dari lelahnya rutinitas
Deras hujan yang turun 
Seketika mengingatkanku padanya
Ku akui tak ada sosok seperti dia
Atau belum bertemu yang lain?
Entahlah
Ku tak berani bilang

Tapi yang ku tau, walau ku di takdirkan untuk melangkah lagi
Membuka hati
Menyelusuri dan mengikuti langkah kaki kemana akan berpijar 
Hanya dialah yang terlintas
Dia yang begitu jelas dalam ingatan
Dia yang begitu baik dan sangat santun
Membekas begitu lembut di relung hati
Ku merasa bersyukur mengenalnya
Dan pernah menjadi orang yang spesial buat dia

Apa kabar disana?
Ku khawatir tentang keadaannya
Ku harap dia baik baik saja
ya Allah keep and protect him for me

Minggu, 12 Januari 2014

Sosok Yang Belum Terdefenisi

Benarkah ini semua akan menjadi jalan untukku
Menahan dan memendam rasa untuk yang benar benar halal bagiku
Bersembunyi di balik tirai 
Menunggu sampai saat bahagia itu tiba


Akan ku coba menatap masa depan yang kini ada di hadapanku
Tanpa bermaksud untuk melupakan masa lalu 
Biarlah masa lalu menjadi cerita, menjadi pelajaran buatku melangkah
Akan ku coba mendengar, memahami maksud baik dari setiap prilaku
Walau sandaran waktu akan mengalir dengan sendiri tanpa arahan
Akupun merasa nyaman akan hal itu

Untuk yang pertama ku meminta maaf kepada sosok yang telah di gariskan kepadaku
Sosok yang belum terdefenisi
Meraih cinta yang pernah hilang, ku awali dengan kata maaf
Ku tak ingin merasakan kehilangan untuk kesekian kali
Ku tak ingin cinta semu, cinta semu sangatlah perih

Sekali lagi untuk sosok yang belum terdefenisi
Dalam alunan desah nafas ini
Ku ingin berkata dari hati ke hati

Maaf, karna ku mempunyai banyak cerita tentang masa lalu
Maaf, jika kamu bukan yang pertama 
Maaf, aku tak ingin dipandang cantik oleh lelaki lain biarlah aku hanya cantik di matamu, izinkanlah
Maaf, apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki, sedangkan aku tak bisa menjadi milikmu seorang, aku merasa hina
Maaf ku hanya wanita yang butuh bimbingan, bawalah aku ke dermaga kebahagiaan yang di ridhoi

Untuk sosok yang belum terdefenisi
Kian lama terasa semakin dekat, jujur aku tidak terlalu tahu tentang hal ini
Tapi yang ku tahu hari ini
Ku dibayangi initial nama, mengganggu ke dalam otak kecilku~

Sabtu, 11 Januari 2014

Temu Blogger



Pertemuan singkat namun begitu berkesan
Ku langkahkan kaki melihat kawan baru 
Saling sapa saling melempar senyuman
Walaupun kami tak saling kenal dan tak seatap dalam menuntut ilmu
Kami inilah dari kalangan mahasiswa beda usia yang begitu semangat dalam berkarya
Itulah gambaran dari sebuah perbedaan
Salam kenal yaa

Suasana begitu tenang, mendengarkan bait demi bait sebuah pengalaman
Dan ternyata luar biasa
Aku pun terpengangah menyimak untaian kata tersebut
Sungguh antusiasnya memberi komentar dan saran
Dan aku kagum atas mereka

Bukalah hati dan pikiran, kini katakanlah bahwa :
Jadikanlah menulis sebagai hobby mu dan gapailah penenang hatimu dengan menulis. 
 Menulis bukan berarti harus puitis dan menjadi orang lain. 
Menulis lah dengan tujuan agar hatimu LEGA~


"COGITO ERGO SUM"

Kamis, 09 Januari 2014

Menangis Tertawa Marah Diam



Menangis
Bukan pada apa yang tampak menyedihkan
Tertawa
Bukan pada apa yang tampak lucu
Marah
Bukan pada apa yang tampak menjengkelkan
Diam
Bukan pada apa yang tampak terpikirkan

Tubuh dan otak kini tak lagi sejalan
Apa yang ada diotak
Tak lagi mampu diperagakan

Aku tertawa terhadap apa yang sedih
Aku menangis terhadap apa yang lucu
Aku diam terhadap apa yang membuatku kesal
Aku marah
Sangat marah
Karena aku tak tau apa yang kupikirkan
Karena aku tak tau apa yang harus kuperbuat
Menangis
Tertawa
Marah
Diam
Kini menjadi kata dalam sunyiku~



"COGITO ERGO SUM"

Menjelajahi Waktu

Aku menjelajahi waktu..
Melewati masa yang tak tersentuh..
Melewati masa dimana aku belum terdefinisi dengan utuh..

Aku menjelajahi waktu..
Detik demi detik terlewati begitu saja..
Detik demi detik waktu berjalan di depanku..
Tanpa harapan ku berjalan begitu saja..

Aku menjelajahi waktu..
Dan kini aku tak mampu kembali..
kembali kepada yang membuatku berarti..
Dihati beserta jiwa yang sendu..

"Cogito Ergu Sum"

Minggu, 05 Januari 2014

Man Shabara Zhafira

Aku masih merasakan sesak yang sama
Aku tahu bahwa pada akhirnya aku akan sesedih ini
Aku berusaha menghindari air mata sekuat yang aku bisa.
Tapi, kau tahu
Aku adalah wanita paling lemah yang pernah ada, tak kuat menahan kesedihan



Kamu mendengar ceritaku tentang pria itu kan?

Seberapa besarnya perasaanku
Seberapa dalamnya perasaanku
Seberapa kuat cinta menerkamku, dan
Seberapa hebat senyumnya mampu meneguhkan langkahku
Tapi hanya satu
Diamnya cukup mampu manamparku
Menamparku keluar dari lingkaran perasaan yang indah
Perasaan yang selama ini ku jaga hanya untuknya
Diamnya cukup mampu menyadarkanku
Membuatku sadar bahwa ku telah menjadi serpihan masa lalunya

Betapa aku takut kondisi antara aku dan dia menjadi jurang
Aku tak pernah memikirkan perpisahan selama ini
Tapi ternyata hal yang begitu tak ingin kupikirkan pada akhirnya terpaksa masuk ke otakku
Aku dan dia tak lagi seperti dulu dan
Sapaannya tak lagi sehangat dulu

Inilah takdirnya
Akupun pasrah, Akupun menyerah
Aku tak tahu harus berbuat apa lagi
Aku akan mengikuti inginnya, katanya, dan perintahnya
Aku akan melupakannya
Sekalipun sangat sulit penurunan tahta status telah terjadi
Karena perasaannya sudah tak sama seperti dulu
Maka ku berdoa
Semoga "aku dan dia"
 Nantinya bisa bertemu dengan orang yang benar-benar ingin mempertahankan satu sama lain
Tanpa adanya kata "menyerah dan pasrah"

Untuk seseorang yang mungkin tidak akan pernah membaca "catatan ini"

Man Shabara Zhafira